[%tIyv%] mudah2an cuma 9% doank yg dilepas PSP [%pKTY%] 🤔 kalo nanti ditambahin lg guyuran setelah listing ngeri jg 🙈🙈🙈

@rinaldom0507 mudah2an cuma 9% doank yg dilepas PSP $MDIY 🤔 kalo nanti ditambahin lg guyuran setelah listing ngeri jg 🙈🙈🙈

Lagi lagi emiten IPO.

Secara singkat, saya bisa bilang ini salah satu yang mungkin ditunggu sejumlah investor. Bagaimana tidak, pesaing utama emiten IPO ini sudah ada di bursa duluan dan dulu pas si kompetitor ini menghadapi tekanan kinerja di 2021-2022, sejumlah pelaku pasar membandingkan kinerja hingga bisnis kompetitor dengan yang mau IPO ini.

Emiten yang berfokus di ritel belanja untuk keperluan rumah dan pernak pernik lainnya ini akan IPO dengan dana serapan bersih sekitar Rp 471 Milyar, sementara sisanya berupa pelepasan saham dari pemilik emiten ini. Sudah tahu siapa?

Kita akan membahas emiten Daya Intiguna Yasa atau MDIY, pengelola toko Mr. DIY yang beberapa tahun ini jadi rising star di tengah persaingan ritel belanja non grocery.

========

Sekitar 2-3 tahun yang lalu, kompetitor MDIY yang paling dekat, Ace Hardware/Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) menghadapi tekanan kinerja keuangan karena situasi ekonomi yang ada saat itu - masih seputar pandemi - dan mulai meningkatnya persaingan. Saat itu, ramai di sejumlah grup saham maupun di Stockbit, beberapa pelaku pasar membandingkan ACES dengan MDIY ini dan opini mereka umumnya merasa ragu, bahwa ACES bisa mampu strong melawan MDIY ini. Yang terjadi kemudian, ACES mampu membalikkan keadaan di 2023, bahkan mencapai yang tertinggi mengalahkan kinerja mereka sebelum pandemi.

(saya pernah bahas ACES ini dari sudut pandang lain, bisa dibaca di s.id/acesfranchiseplbk)

Saat ACES sudah mulai on track lagi, MDIY terus memecahkan rekor demi rekor. Setiap tahun, ekspansi toko mereka makin gacor, perlahan lahan naik dari 0 ke 100, ke 200 hingga pada pertengahan tahun ini sudah sampai 800 toko. Entah berapa “obat kuat” yang sudah “diminum”, padahal di tahun tahun itu sektor ritel belanja pada umumnya relatif kurang gacor. Kinerja mereka bener bener unstoppable, dimana rekor paling yahud adalah peningkatan pendapatan 2021-2022 grup ini, dari Rp 900 Milyaran ke level Rp 2 Triliunan.

MDIY mungkin adalah sebuah fenomena unik tentang bagaimana ritel belanja gado gado, dengan jualan utama “harga murah”, bisa jauh outperform dibandingkan kebanyakan pemain serupa - terutama di era sulit ritel belanja beberapa tahun ini. Saya sebut gado gado, karena segmen bisnis Mr DIY bukan hanya melawan Ace Hardware, namun hingga melawan Miniso, KKV/OhSome dan Gramedia. Definisi luas banget, dan ini yang mungkin membuat MDIY beda. Mereka lebih berpikir untuk jadi palugada (apa lu mau gua ada), dengan menyediakan perlengkapan rumah, kosmetik, produk elektronik sederhana, mainan, alat tulis hingga aksesoris handphone dan komputer.

Konsep palugada ini memungkinkan mengumpulkan crowd atau lalu lintas pengunjung yang lebih tinggi, dibandingkan konsep spesifik seperti yang dilakukan pemain pemain yang saya sebut tadi. Lalu lintas yang lebih tinggi terjadi karena satu keluarga bisa diboyong di satu tempat, dan ujungnya mendorong mereka untuk memborong. Apalagi dengan harga murah, siapa yang ngga makin tergiur? Sebuah hal yang menjadi menarik untuk dipelajari.

Balik lagi ke MDIY. MDIY sendiri sebenarnya adalah brand asal Malaysia, yang didirikan konglomerat Tan Yu Yeh. Pada tahun 2016, mereka pun menerima investasi dari salah satu private equity (investor) bernama Creador. Itulah sebabnya kenapa ada nama Darwin Cyril Noerhadi di pemegang saham dan komisaris emiten ini. Beliau, yang kini juga sebagai anggota dewan pengawas SWF Indonesia (INA) ini, sebelumnya adalah partner Indonesia dari Creador.

Konsep MDIY sendiri sudah digelar di sejumlah negara, terutama negara Asia yang memiliki lanskap pasar yang agak mirip mirip. Mereka masuk Indonesia pada tahun 2017 dan terus berkembang dengan memecahkan rekor demi rekor toko. Saat prospektus dibuat, mereka sudah memecahkan rekor 800 cabang dan bisa mengklaim sebagai ritel belanja terbesar untuk non grocery. 

Perkembangan agresif ini ditopang oleh sejumlah strategi, seperti memperkuat pada produk white label (brand mereka sendiri, bukan jualan brand “mahal”) yang lebih murah, fokus pada margin yang ditargetkan, pengadaan persediaan impor yang terkonsolidasi dengan MDIY di negara negara lain yang menghasilkan harga lebih kompetitif - prinsip grosiran, pengembangan toko yang efisien dan cepat dibangun hingga konsisten satu harga tiap cabang (macam BBM aja gitu). Meski terlihat agresif, MDIY mencoba menjaga profil keuangannya dengan baik. Kebetulan, MDIY dari Malaysia punya banyak duit, sehingga bisa menopang kemampuan ekspansi yang agresif tersebut. Hingga laporan keuangan 2022, MDIY tidak memiliki hutang bank, hanya ada hutang dari pemegang saham mereka. Pada tahun 2023, mereka baru memutuskan melakukan refinancing hutang pemegang saham dengan hutang bank ($BNGA). 

Ekspansi agresif ini pun memberikan hasil yang baik untuk MDIY. Peningkatan kinerja menghasilkan turnaround laba bersih dari rugi di 2021 menjadi keuntungan di 2022 dan mengalami kenaikan signifikan setelahnya. Hal ini juga mengikis saldo rugi di ekuitas MDIY, yang akhirnya berubah jadi saldo laba di 2023. Pada saat inilah, MDIY baru membagikan dividen pertama kali kepada pemegang saham. Ini the real dividend ya, bukan dividen saham atau dividen yang ditarik kemudian disetor kembali jadi modal, seperti kebanyakan emiten IPO lainnya saat restrukturisasi modal menjelang IPO.

Yang unik, ekspansi Mr DIY kebanyakan dilakukan standalone (di tempat tersendiri, bukan numpang sewa), sekitar 70% tokonya demikian. Selain memang standalone lebih fleksibel dan bisa lebih dinegosiasikan ketentuannya, nampaknya mereka juga menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi kedepannya bukan lagi hanya di kota kota besar (11 kota Nielsen). Hal inilah yang membuat mereka bisa membuka cabang di 37 dari 38 provinsi, jadi coveragenya luas. Selain itu, relevansi mal dengan situasi dan minat pasar pun juga nampaknya menjadi pertimbangan utama. 

Dalam pelaksanaan IPO ini, mungkin karena kondisi MDIY sebenernya ngga terlalu butuh duit duit amat - dengan kondisi keuangan dan cashflow yang cukup baik, target dana IPO bersihnya hanya sekitar Rp 471 Milyar, dengan melepas 1% saham baru MDIY ke publik. Sementara 9% sisanya dilepas oleh pengendali MDIY kepada publik secara langsung, sehingga dana IPO terbesar akan diterima pengendali tersebut. Teknik seperti ini bukan hal asing di bursa saham Indonesia. Teknik ini juga pernah dilakukan oleh emiten tambang emas, Archi Indonesia (ARCI), dimana Rajawali Corpora sebagai pengendali ikut melepas sebagian kecil sahamnya ke publik. Dari dana IPO tersebut, sekitar Rp 280 Milyar digunakan untuk pembayaran hutang di BNGA dan sisanya digunakan untuk menambah modal ekspansi cabang baru MDIY. 

Pro :

- Kinerja impresif, track record yang bagus
- Konsep palugada yang unik
- Diversifikasi pendapatan dan toko, bukan asal jumlah cabang besar

Kontra dan tantangan :

- Menjaga growth bisnis, ekspansi agresif harus dipertahankan karena kalau ngga, apa yang pernah terjadi pada ACES bisa terjadi di MDIY satu saat nanti
- Kontrol keuangan. Berbeda dengan ACES yang tidak memiliki hutang bank, MDIY ditopang hutang bank

Bacaan menarik soal saham, investasi dan bisnis lainnya, cek Instagram, TikTok dan Threads @plbk.investasi. Cek juga tulisan lainnya di s. id / plbkrinaliando.

$IHSG $MDIY $MPPA $GOTO