🏧 BBTN: Laba Bersih FY23 Rp3,5 T (+15%), All Time High
Bank Tabungan Negara ($BBTN) mencatatkan laba bersih sebesar 3,5 triliun rupiah pada 2023, tumbuh +15% YoY. Capaian ini merupakan laba bersih tahunan tertinggi sepanjang sejarah perseroan dan melampaui (106%) estimasi konsensus di level 3,3 triliun rupiah.
Pertumbuhan laba bersih BBTN pada 2023 didorong oleh pertumbuhan pendapatan operasional lainnya (+76% YoY) dan beban provisi yang turun -7% YoY, sejalan dengan tren penurunan beban provisi yang dicatatkan bank besar lain seperti Bank Central Asia ($BBCA), Bank Mandiri ($BMRI), dan Bank Negara Indonesia ($BBNI). Sementara itu, Net Interest Income (NII) turun -10,1% YoY karena beban bunga naik (+36% YoY) lebih tinggi dari kenaikan pendapatan bunga (+9,2% YoY).
Pada 4Q23, laba bersih BBTN tercatat sebesar 1,2 triliun rupiah, tumbuh +42% QoQ. Meskipun NII turun -5% QoQ, kenaikan laba bersih didorong pendapatan operasional lainnya yang tumbuh +142% QoQ dan penurunan beban provisi sebesar -17% QoQ.
Dari segi operasional, kredit disalurkan BBTN pada 2023 tumbuh +11,9% YoY menjadi 334 triliun rupiah, melampaui guidance manajemen yang menargetkan pertumbuhan +10–11%. Dana pihak ketiga (DPK) meningkat +8,7% YoY, melampaui guidance manajemen di level +5–7%. Loan-to-Deposit Ratio (LDR) naik ke level 95,4% (vs. 2022: 92,7%). Pertumbuhan DPK didorong oleh peningkatan CASA sebesar +20,4% YoY, sedangkan deposito turun sebesar -2,3% YoY, sehingga CASA Ratio tercatat naik menjadi 53,7% (vs. 2022: 48,5%).
:key: Key Takeaway
Secara garis besar, kami menilai hasil ini netral. Hal ini karena meskipun performa BBTN pada 2023 melampaui guidance manajemen dan konsensus, kami mencatat beberapa hal negatif secara operasional.
Performa BBTN pada 2023 kami nilai positif karena:
▪ Capaian laba bersih jauh melampaui ekspektasi konsensus.
▪ Pertumbuhan kredit dan DPK jauh di atas guidance manajemen.
▪ CASA Ratio meningkat (dibandingkan Big 4 Banks, hanya BMRI yang juga mencatatkan kenaikan CASA Ratio).
▪ NPL gross turun menjadi 3% (vs. 2022: 3,4%).
Sementara itu, beberapa sisi negatif dari performa BBTN pada 2023:
▪ NII turun akibat lonjakan beban bunga.
▪ NIM turun ke level 3,8% (vs. 2022: 4,4%).
▪ Kenaikan pendapatan operasional lainnya, didorong oleh non-recurring income yang melonjak +323% QoQ dan +183% YoY akibat peningkatan pendapatan dari treasury (obligasi dan mata uang asing), recovery, dan pendapatan lainnya.
Beberapa katalis BBTN ke depannya antara lain:
▪ Masih melakukan due diligence untuk melakukan spin off BTN Syariah, yang ditargetkan selesai pada 2Q24.
▪ Potensi penurunan suku bunga pada 2024 dapat menjadi sentimen positif untuk menurunkan beban bunga.
▪ Selain itu, masih terdapat potensi pertumbuhan kredit hingga double digit, sejalan dengan guidance manajemen yang menargetkan pertumbuhan kredit sebesar +10–11% pada 2024 dan target pertumbuhan kredit industri perbankan dari Bank Indonesia di kisaran +10–12% pada 2024. Meski begitu, LDR sudah tergolong tinggi (95,4%).
▪ Manajemen BBTN juga menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar +10–11% YoY pada 2024.
Stockbit Snips 12 Februari 2024:
https://bit.ly/3SJ6WlI